Minggu, 23 Mei 2010

CENTAURUS

Dalam Mitologi Yunani, Centaurus (bahasa Yunani: Κένταυροι ; Kéntauroi) adalah bangsa makhluk legendaris, makhluk setengah manusia setengah binatang yang dilukiskan berwujud manusia dari kepala sampai pinggang namun bagian tubuh ke bawah berwujud kuda (manusia-kuda).

Centaurus muncul secara individual atau berkelompok dalam kisah-kisah Yunani kuno, seperti pada kisah penculikan Deianira oleh Nessus dan kisah perkawinan Pirithous. Centaurus individual yang terkenal adalah Nessus, Chiron, Pholus, Eurytion. Semuanya muncul dalam kisah-kisah Hercules.

Centaurus Dalam Kisah Fiksi

Centaurus merupakan makhluk dalam mitologi Yunani yang sering dipinjam sebagai karakter pendukung dalam kisah-kisah fiksi masa sekarang. Mereka muncul sebagai sebuah ras istimewa. Kisah-kisah yang memunculkan Centaurus adalah: kisah-kisah Narnia, film Clash of the Titan, serial TV Hercules: The Legendary Journey dan Xena: Warrior Princess, film Golden Voyage of Sinbad, Harry Potter, Fantasia.


Sabtu, 22 Mei 2010

PUTRI DUYUNG

Menurut legenda, puteri duyung adalah makhluk air yang memiliki kepala dan tubuh layaknya seorang perempuan dan ekor menyerupai ikan. Ikan duyung hidup di dasar laut dan dikatakan merupakan seorang puteri yang telah disumpah sebahagian anggotanya daripada paras pinggang hingga ke kaki menjadi ikan.

Puteri duyung merupakan makhluk legendaris yang ceritanya sudah beredar berabad-abad yang lalu. Mereka termasuk salah satu makhluk legendaris separuh manusia separuh hewan. Cerita mengenai ikan duyung wujud dalam hampir semua masyarakat di dunia. Dalam mitologi Yunani, ikan duyung dikatakan selalu menggoda para pelaut yang lalai. Sesiapa yang tergoda akan menemui ajalnya. Masyarakat Babilonia pula menyembah puteri duyung sebagai dewa laut yang dikenal sebagai Ea atau Oannes. Oannes digambarkan sebagai duyung jantan.

Kisah Mengenai Ikan Duyung

Cerita tentang ikan duyung atau puteri duyung pertama kali ditemukan di Assyria. Cerita itu berkisah tentang Dewi Atargatis, Ibu dari ratu Assyria, Semiramis. Dewi Atargatis jatuh hati pada seorang gembala, yang kemudian terbunuh olehnya. Karena malu, ia menceburkan diri ke danau untuk mengubah diri menjadi ikan. Namun, air tidak bisa mengubah dirinya sepenuhnya karena ia masih memiliki kekuatan sebagai seorang Dewi. Akhirnya, hanya separuh tubuhnya yang menjadi ikan.

Legenda Yunani yang terkenal menceritakan bahwa puteri duyung adalah Thessalonike, adik Alexander Agung yang berubah menjadi duyung setelah meninggal. Dia hidup setelah mati sebagai puteri duyung di laut Aegea, dan selalu menanyakan nasib kakaknya.

Dia hanya menanyakan satu hal bila ada pelaut melintas. Dia selalu bertanya:

  • Ζει ο βασιλιάς Αλέξανδρος? (Zi o basiliás Aléxandros?)
(Apakah Alexander Agung masih hidup?).

Jika dia bertanya demikian, jawaban yang tepat adalah:

  • Ζει και βασιλεύει (Zi kē basileúi)
(Dia masih hidup dan masih memerintah).

Bila tidak menjawab seperti demikian, maka ia berangsur-angsur berubah menjadi Gorgon dan mencelakai pelaut yang sedang melintas.

Kisah mengenai puteri duyung kini sudah universal, mendunia, dan bukan milik suatu daerah atau negara saja. Banyak orang dari berbagai negara menciptakan karakter puteri duyung masa kini atau masa lalu sesuai dengan imajinasinya.

Putri Duyung Dari Berbagai Negara

Beberapa makhluk legendaris yang karakternya mirip puteri duyung juga ditemukan di beberapa negara, seperti: Mami Wata dari Afrika barat dan tengah; Russalki (Rusalka) dari Rusia dan Ukraina; Merrow dari Irlandia dan Skotlandia; Oceanid, Nereid, dan Naiad dari Yunani, ketiganya adalah Nymph air. Dalam dongeng dan cerita rakyat Eropa, ada makhluk yang wujudnya menyerupai puteri duyung disebut Melusine, berwujud wanita dari kepala sampai pinggang, sedangkan berwujud ikan dari pinggang ke bawah, dengan dua ekor yang bercabang atau kadang-kadang seperti ular. Di Jepang, jika manusia memakan daging puteri duyung, maka akan memperoleh keabadian. Dalam beberapa cerita rakyat di Eropa, puteri duyung dapat mengabulkan permohonan.


Selasa, 18 Mei 2010

PERI

Peri adalah istilah yang sering digunakan pada cerita rakyat, dongeng, fiksi untuk menggambarkan mahluk yang memiliki kekuatan gaib yang kadang kala turut campur dalam urusan-urusan manusia[. Di Indonesia istilah peri sering digunakan dalam penerjemahan tokoh yang menggambarkan elf atau fairy (istilah dalam bahasa Inggris) dalam cerita fiksi maupun dongeng-dongeng dari Eropa. Pada kisah fiksi modern karakter Peri sering dipinjam dari versi aslinya dan digunakan dalam kisah fiksi fantasi masa kini dengan berbagai variasi penggambaran tergantung oleh penulis atau penciptanya.

Asal-Usul Nama
Di Inggris awalnya nama peri berasal dari kata elvish sejak sebelum tahun 1000 M yang berarti bangsa peri. Dalam cerita-cerita rakyat mahluk gaib ini adalah ras yang sakti. Menurut akar kata Indo-Eropa kemungkinan namanya berasal dari albiz yang walaupun asal-usulnya tidak diketahui, merupakan kata turunan dari albho yang berarti "putih". Kata-kata inipun menjadi populer diantara orang kulit putih sehingga kini, di zaman modern, masih bisa ditemui keberadaannya sebagai nama panggilan dan nama keluarga seperti Ælfræd "Penasehat-peri" (Alfred), Ælfwine "Teman-peri" (Alvin), Ælfric "Pemerintah peri" (Eldridge), dan juga nama-nama wanita seperti Ælfflæd "kecantikan-peri". Nama peri juga dikaitkan dengan rambut yang saling terkait yang dipercaya membawa ketidak-beruntungan apabila kaitan tersebut dilepaskan.

Wujud dan Penampakan

Peri sering diceritakan memiliki bentuk mirip dengan manusia, seringkali juga dipercaya merupakan perupaan roh atau jin yang menjelma sebagai perempuan cantik yang senang mengganggu. Di Eropa (Inggris) sekitar tahun 1592 oleh Shakespeare peri digambarkan sebagai siluman (sprite) atau menjelma sebagai wanita cantik bersayap (fairy), di negara-negara Skandinavia dan menurut cerita-cerita kuno dari Eropa Utara penamaan peri juga diberikan pada mahluk-mahluk halus yang digambarkan sebagai mahluk metafisik, gaib atau jelmaan dari alam.

Peri juga sering diidentifikasikan sebagai mahluk-mahluk mitologis. Dalam penggambarannya cerita-cerita rakyat yang menggunakan istilah "peri" seringkali berbeda definisi tentang apa itu peri, di satu pihak nama ini seringkali dihubungkan dengan mahluk gaib seperti siluman namun pada kali lain peri digambarkan sebagai mahluk yang lebih nyata.

Wujud dan penampakan peri ini bermacam-macam, kali waktu digambarkan bahwa mereka memiliki tinggi seperti rata-rata manusia biasa dan kali lain digambarkan bahwa mereka ini berupa mahluk-mahluk kecil. Di Eropa peri dalam wujud "besar" dipercaya telah "dibicarakan" sejak sebelum tahun 1000 M, sedangkan wujud "kecil"nya mengikuti kemudian dengan membentuk rupanya sendiri berupa mahluk kecil baik yang bersayap maupun tidak, dan dipercaya muncul pada sekitar tahun 1250 - 1300M sebagai istilah turunan (dari bahasa Swedia alf, elfva) yang kemudian diterjemahkan sebagai fairy (Inggris) yang berarti mahluk yang menyerupai manusia kecil. Kadang peri digambarkan memiliki telinga panjang dan lancip, dan memiliki rambut yang panjang. Peri juga seringkali digambarkan dapat berubah wujud, atau mengambil wujud wanita cantik yang tiba-tiba bisa menghilang.

Peri Baik dan Peri Jahat
Peri dapat digambarkan sebagai baik (membantu manusia) atau jahat. Dalam kisah dongeng dan cerita cinta peri digambarkan sering muncul sebagai mahluk penolong, mungkin cerita yang paling terkenal dalam penggambaran peri adalah cerita Cinderella yang pada saat kesulitan dibantu oleh ibu peri, ada juga cerita ikan ma dari Jawa Barat yang tengah membantu anak baik hati yang sedang kesulitan, peri dapat mengambil perwujudan binatang seperti lutung saat menampakan diri pada Putri Purbasari=. Peri lain yang digambarkan baik hati adalah peri rumah yang tinggal bersama manusia. Dalam kisah "Tukang Sepatu dan Peri-Peri Kecil", kehidupan keluarga tukang sepatu terangkat karena dibantu pengerjaan sepatunya oleh peri-peri kecil yang keluar pada malam hari dan membuat sepatu. Pada kisah lain di Devon, seluruh desa dapat bermalas-malasan karena pekerjaan penjahit, tukang roti, hingga pembuat anggur dikerjakan oleh peri-peri kecil ini. Namun tidak semua peri rumah digambarkan keluar pada malam hari, ada juga peri rumah yang keluar pada siang hari. Dalam salah satu kisah anak-anak dunia Childcraft, penulis Swedia menggambarkan peri rumah kecil yang keluar dari pintu kecilnya dan dengan kekuatan gaibnya mengecilkan tubuh anak penghuni rumah, yang kesepian karena ditinggal orang tuanya bekerja, untuk ikut bermain bersamanya.

Sementara peri jahat digambarkan sebagai penyebab tersesatnya seseorang dalam perjalanannya. Peri juga seringkali digambarkan sebagai nakal (jahil dan iseng), entah kenakalan yang membawa kebaikan ataupun keburukan. Di Eropa anak kecil yang nakal dan sulit dikendalikan seringkali digambarkan sebagai "persis seperti peri kecil". Pada cerita dongeng Peter Pan peri kecilnya Tinkerbell digambarkan sebagai tokoh yang baik kepada Peter Pan dan jahat kepada Wendy karena cemburu.

Tempat Tinggal
Penggambaran asal-usul peri seringkali dihubungkan dengan sejenis/ kelas mahluk gaib seperti siluman, yang seringkali berasal dari daerah-daerah pegunungan. Namun dalam perkembangannya peri digambarkan sebagai mahluk kecil yang dapat tidur diatas bunga, tinggal di hutan dan menjaga pohon-pohon sehingga disebut peri hutan, ataupun tinggal di dalam rumah bersama dengan manusia seperti tokoh peri rumah yang digambarkan dalam kisah Harry Potter.

NAGA

Naga sebagai mahluk yang mempunyai karma baik dan telah mencapai pembinaan kehidupan spiritual tahap tertentu, karena mereka telah melatih pembinaan spiritual yang sangat lama. Pencapaian spiritual yang lama ini menjadikan kaum naga memperoleh berkah dan kedudukan yang terhormat.

Pencapaian dan karma baik yang dimiliki kaum naga, menjadikan banyak naga yang mendapatkan kesempatan untuk mengabdikan dirinya secara langsung sebagai pendamping dan pelindung Buddha, Bhodisatva, dan para mahluk suci lainnya. Sering kita melihat gambar Bodhisatva Kwan-Im sedang berdiri diatas naga yang mengantarkan kemana Sang Dewi pergi.

Kaum naga memiliki berbagai macam ras yang berbeda-beda, dan setiap ras terbagi dalam dua gender yaitu lelaki dan wanita. Dimana naga lelaki mempunyai tanduk yang membesar dibagian atasnya, tetapi naga wanita mempunyai tanduk yang lebih ramping dan kadang mengecil dibagian atasnya.

Selain itu naga lelaki mempunyai janggut yang berkilauan seperti mutiara di dagu dan pada lehernya. Dan naga wanita akan tampak berbeda pada bentuk hidungnya, yang lebih lurus. Dagu dan lehernya tidak memiliki janggut.

Perlambangan energi naga pada Fung-Shui diakui energinya sebagai salah satu pelindung di sebelah kiri dan pembawa energi keberuntungan dengan perlambangan warna hijau atau biru. Sedangkan di sebelah kanan di lambangkan dengan energi macan. Penyatuan kedua energi yang saling melengkapi dapat membentuk suatu energi chi yang baik.

Pada aliran Fung-Shui yang melambangkan arah angin dan musim, dikenal dengan istilah Naga Biru. Yang berarti naga timur dan merupakan perlambangan dari musim spring, dan awal tahun. Macan putih yang berarti macan barat dan merupakan perlambangan arah barat.

Naga merupakan salah satu dari mahluk alam lain yang sangat unik dalam memilih lokasi. Mereka tidak akan sembarang, bahkan dapat dibilang benar-benar sangat berhati-hati dalam menilai dan memperhitungkan lokasi tempat kediamannya. Sehingga tempat dan lokasi yang disukai oleh kaum naga, biasanya akan memiliki energi chi yang sangat tinggi dan baik.

Kelebihan dari kaum naga ini, yang menjadikan kaum naga dikenal memiliki banyak energi berkah dan rejeki yang berlimpah dibandingkan mahluk lainnya. Sehingga beberapa Master Fung Shui yang dapat mengetahui keberadaan naga, akan mempertimbangkannya sebagai suatu kelebihan yang sangat positif.

Inilah beberapa contoh tempat yang lebih disukai oleh kaum naga:
Pertama, tempat dimana terdapat pohon yang pernah disambar petir dan terbakar. Kedua, di laut pada bagian tengah teluk, biasanya ditandai dengan motif ombak yang seperti sisik naga. Ketiga, di dekat pinggir pantai yang terdapat banyak batu karang yang menonjol di permukaan laut. Keempat, di danau yang tenang dan bersih di gunung ataupun di kaki gunung. Kelima, di dalam gua, dimana sering muncul pelangi di atas atau dari dalam mulut gua.

Karena pada umumnya tempat yang disukai Naga sangat erat hubungannya dengan elemen air. Maka naga banyak dihubungi dengan dewa hujan dan batara indra, dewa halilintar (li-kong). Hal ini erat hubungannya dengan cara fung-shui yang mempergunakan unsur air sebagai pembawa energi berkah dan kekayaan.

Untuk menjadi naga diperlukan pembinaan yang tidak mudah, dan waktu yang sangat lama. Salah satu jenis naga berasal dari ular air. Ular air bilamana telah bermeditasi selama 500 hingga 1000 tahun, akan berubah menjadi Ular-Ikan ( ½ Ular ½ Ikan) dimana kepalanya masih berupa ular, tetapi tubuhnya mulai membesar sedikit dan sisiknya membesar seperti ikan, juga ekornya mulai berupa ekor ikan.

Ular-Ikan ini bila melanjutkan meditasinya selama 500 tahun hingga 1000 tahun, maka akan berubah menjadi Ikan-Naga ( ½ Ikan ½ Naga ). Ikan-Naga mempunyai tubuh dan ekor seperti ikan, tetapi kepalanya membesar dan telah menyerupai kepala naga. Pada tahap ini ada juga yang telah menampakkan tanduk kecil di atas kepalanya.

Di Indonesia, Ikan-Naga ini banyak dijumpai di daerah pantai selatan pulau jawa dan bali, karena berkah yang dimiliki Ikan-Naga ini maka banyak penduduk setempat menghormati Ikan-Naga agar dapat diberikan hasil ikan yang berlimpah dan bebas dari wabah penyakit menular.

Ikan-Naga juga mempunyai unsur air yang sangat kuat, sehingga oleh masyarakat jawa di masa lampau banyak diundang sebagai energi yang dapat mencegah terjadinya kebakaran terlebih-lebih dimusim kemarau yang panjang.

Ikan-Naga yang melanjutkan meditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun, akan berubah menjadi Naga Tanpa Tanduk. Seluruh tubuhnya sempurna menjadi naga, dengan warna yang menyerupai biru kehijauan. Walaupun ada juga yang telah mempunyai tanduk, tetapi tanduk dikepalanya masih sangat kecil sekali.

Naga tanpa tanduk ini banyak di jumpai dalam hiasan kerajaan-kerajaan di tanah jawa pada masa lampau. Dimana energi yang terpancar dari naga tanpa tanduk dapat menambah pamor dan wibawa dari tempat yang di diaminya.

Naga Tanpa Tanduk akan menjadi Naga Bertanduk bilamana dapat bermeditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun lagi.
Naga Bertanduk mempunyai tanduk besar yang sempurna, dan ditumbuhi janggut panjang yang berkemilauan seperti pearl. Naga Bertanduk pada tingkat ini sebagian telah dapat terbang di angkasa tetapi kemampuan jangkauannya masih terbatas.

Dibutuhkan meditasi sedikitnya 1000 tahun untuk mencapai Naga Emas yang sempurna, tubuhnya dapat berubah warna seperti: cahaya emas, ataupun warna matahari. Naga Emas dapat terbang kesegala penjuru alam, walaupun tampaknya tidak mempunyai sayap. Adapula jenis naga lainnya yang tampak memiliki sayap di badannya.

Tidak banyak naga yang dapat mencapai tingkat Naga Emas. Salah satunya dapat kita lihat sebagai pengikut Bunda Mulia yang mengabdikan dirinya pada Bunda Mulia dan mendapat tugas untuk memegang dan menjaga Pusaka Stempel Perintah Bunda Mulia. Selain itu banyak pula naga-naga lainnya yang mengabdikan dirinya untuk menjaga dan menjunjung tinggi perintah Bunda Mulia.

Salah satu kursi tahta Bunda Mulia merupakan jelmaan dari 12 naga, dan jubah dan tongkat Kebesaran Bunda Mulia juga merupakan jelmaan dari naga-naga emas. Pada saat Bunda Mulia menampakkan dirinya di gunung Kun-Lun, 12 naga menjelma sebagai alas duduk Teratai Emas Bunda Mulia. Pada bagian atas Teratai emas Bunda Mulia tampak sinar putih bagaikan cahaya matahari dan sinar emas bagaikan cahaya rembulan. Cahaya ini merupakan sinar dari tubuh dan janggut naga yang menjelma sebagai Teratai Emas.

Masih banyak lagi kisah naga yang mengabdikan dirinya pada Bunda Mulia, Bodhisatva, pewaris ajaran dan murid Bunda Mulia. Hasil meditasi dan karma baik dari kaum naga, menjadikan kaum naga memiliki berkah dan energi rejeki yang luar biasa banyaknya. Hal ini membuat kaum naga banyak di hormati dan di berikan persembahan oleh manusia. Semua ini bertujuan, agar kiranya sang naga sudi melimpahkan berkah keberuntungan yang dimilikinya.

Kaum naga juga dapat mengerti bahasa burung dan binatang lainnya. Dimana ada suatu cerita legenda yang menjelaskan bilamana seseorang memakan hati naga, dia dapat mengerti bahasa binatang. Kepercayaan ini tidak hanya dipercayai oleh masyarakat China terdahulu, tetapi juga di indonesia. Cerita tentang hati naga yang menjadikan seseorang mengerti bahasa binatang juga dipercayai oleh penganut kepercayaan jawa kuno di Indonesia.

Kisah ini mungkin telah menjadi legenda di tanah jawa, kisah hati naga dapat dilihat pada cerita Aji Saka. Aji Saka merupakan orang pertama yang menginjak tanah jawa dan sebagai nenek moyang manusia di tanah jawa.

Senin, 17 Mei 2010

UNICORN

A unicorn (dari bahasa Latin 'satu Unus' dan cornu 'tanduk') adalah sebuah makhluk mitologi . Meskipun gambar yang populer modern unicorn kadang-kadang yang dari kuda yang hanya berbeda di tanduk pada dahi nya, unicorn tradisional juga memiliki billy-kambing jenggot, sebuah singa 'ekor, dan kuku terbelah -ini membedakannya dari kuda . Marianna Mayer telah diamati (The Unicorn dan Danau), "adalah unicorn itu binatang yang luar biasa saja yang tidak tampaknya telah dikandung dari ketakutan manusia. Dalam bahkan referensi pertama dia sengit belum baik, tanpa pamrih namun soliter, tapi selalu misterius yang indah.. Dia bisa ditangkap hanya tidak adil dengan cara, satu-satunya dan tanduk dikatakan untuk menetralkan racun "


Klasik
Unicorn tidak ditemukan dalam mitologi Yunani , melainkan di rekening sejarah alam , bagi para penulis Yunani sejarah alam adalah yakin akan realitas unicorn, yang mereka terletak di India , dan menakjubkan dunia jauh bagi mereka. The earliest description is from Ctesias who described them as wild asses , fleet of foot, having a horn a cubit and a half in length and colored white, red and black. [ 6 ] Aristotle must be following Ctesias when he mentions two one-horned animals, the oryx (a kind of antelope ) and the so-called "Indian ass". [ 7 ] [ 8 ] Strabo says that in the Caucasus there were one-horned horses with stag-like heads. [ 9 ] Pliny the Elder mentions the oryx and an Indian ox (perhaps a rhinoceros ) as one-horned beasts, as well as "a very fierce animal called the monoceros which has the head of the stag , the feet of the elephant , and the tail of the boar , while the rest of the body is like that of the horse; it makes a deep lowing noise, and has a single black horn, which projects from the middle of its forehead, two cubits in length." [ 10 ] In On the Nature of Animals ( Περὶ Ζῴων Ἰδιότητος , De natura animalium ), Aelian , quoting Ctesias, adds that India produces also a one-horned horse (iii. 41; iv. 52), [ 11 ] [ 12 ] and says (xvi. 20) [ 13 ] that the monoceros ( Greek : μονόκερως ) was sometimes called cartazonos ( Greek : καρτάζωνος ), which may be a form of the Arabic karkadann , meaning " rhinoceros ". Deskripsi awal dari Ctesias yang menggambarkan mereka sebagai keledai liar , armada kaki, memiliki sebuah tanduk hasta dan setengah panjang dan berwarna putih, merah dan hitam. [6] Aristoteles harus berikut Ctesias ketika ia menyebutkan dua bercula satu hewan, Oryx (sejenis kijang ) dan apa yang disebut "keledai India". [7] [8] Strabo mengatakan bahwa di Kaukasus ada-kuda bertanduk satu dengan-seperti kepala rusa. [9] Pliny the Elder menyebutkan Oryx dan India sapi (mungkin badak ) sebagai-binatang bertanduk satu, dan juga sebagai "binatang yang sangat sengit disebut monoceros yang memiliki kepala rusa , kaki gajah , dan ekor babi hutan , sedangkan bagian tubuh seperti yang kuda itu; itu membuat suara bunyi yang dalam, dan memiliki tanduk hitam tunggal, yang proyek dari tengah dahinya, dua hasta panjangnya. " [10] Dalam Pada Sifat Hewan (Περὶ Ζῴων Ἰδιότητος, De animalium natura), Aelian , mengutip Ctesias, menambahkan bahwa India juga memproduksi-kuda bertanduk satu (iii. 41; iv). 52, [11] [12] dan berkata (xvi. 20) [ 13] bahwa monoceros ( Yunani : μονόκερως) kadang-kadang disebut cartazonos ( Yunani : καρτάζωνος), yang mungkin suatu bentuk bahasa Arab karkadann , yang berarti " badak ".

Though the qilin ( Chinese : 麒麟 ), a creature in Chinese mythology , is sometimes called "the Chinese unicorn", it is a hybrid animal that looks less unicorn than chimera , with the body of a deer, the head of a lion, green scales and a long forwardly-curved horn. Meskipun Qilin ( Cina : 麒麟), makhluk dalam mitologi Cina , kadang-kadang disebut "unicorn Cina", itu adalah binatang hibrida yang terlihat unicorn kurang dari chimera , dengan tubuh rusa, kepala singa, hijau sisik dan tanduk forwardly-melengkung panjang. The Japanese version ( kirin ) more closely resembles the Western unicorn, even though it is based on the Chinese qilin . Para Jepang versi (Kirin) lebih mirip dengan unicorn Barat, meskipun berdasarkan Qilin Cina. The Quẻ Ly of Vietnamese myth, similarly sometimes mistranslated "unicorn" is a symbol of wealth and prosperity that made its first appearance during the Duong Dynasty, about 600 CE, to Emperor Duong Cao To, after a military victory which resulted in his conquest of Tây Nguyên . Para que Ly of Vietnam mitos, juga terkadang salah menerjemahkan "unicorn" adalah sebuah simbol kekayaan dan kemakmuran yang muncul pertama selama Dinasti Duong, sekitar 600 Masehi, Kaisar Duong Cao Untuk, setelah kemenangan militer yang mengakibatkan penaklukan nya Tay Nguyen .

Cosmas Indicopleustes , a merchant of Alexandria , who lived in the 6th century, and made a voyage to India , and subsequently wrote works on cosmography , gives a figure of the unicorn, not, as he says, from actual sight of it, but reproduced from four figures of it in brass contained in the palace of the King of Ethiopia . Cosmas Indicopleustes , seorang pedagang dari Alexandria , yang hidup di abad ke-6, dan membuat perjalanan ke India , dan kemudian menulis bekerja pada kosmografi , memberikan gambaran potensi unicorn, tidak, saat ia mengatakan, dari pandangan yang sebenarnya, tetapi direproduksi dari empat tokoh itu di kuningan yang terkandung di istana Raja Ethiopia . He states, from report, that "it is impossible to take this ferocious beast alive; and that all its strength lies in its horn. When it finds itself pursued and in danger of capture, it throws itself from a precipice, and turns so aptly in falling, that it receives all the shock upon the horn, and so escapes safe and sound." [ 14 ] It is noteworthy that this mode of escape is attributed, at the present day, to the Oryx , the Ibex , the musk ox and the Argali ( Ovis Ammon ). Ia menyatakan, dari laporan, bahwa "tidak mungkin untuk mengambil ini binatang buas hidup, dan bahwa semua kekuatannya terletak pada klakson. Ketika dia menemukan dirinya sendiri dikejar dan dalam bahaya penangkapan, itu melemparkan diri dari tebing, dan ternyata sangat tepat dalam jatuh, yang menerima semua kejutan ke atas tanduk, dan begitu kabur aman dan sehat ". [14] Perlu dicatat bahwa cara ini melarikan diri tersebut diberikan, pada hari ini, ke Oryx , yang Ibex , yang lembu kesturi dan Argali (Ovis Amon).



Classical Klasik